Software merupakan salah satu bagian komputer yang memiliki peran tak kalah penting dari hardware. karena tak akan berjalan lancar suatu hardware, bila tak didukung oleh software yang tepat.
Membuat software, bukan suatu perkara mudah, Sodara-sodara. Dibutuhkan sebuah ketelitian, keuletan serta kesabaran untuk melahirkan sebuah software yang paling sederhana sekalipun. Oleh karena itu, bila sebuah software dibajak, sudah selayaknya, pelaku pembajakan itu diberikan hukuman yang setimpal.
Butuh, waktu berbulan-bulan atau malah bertahun-tahun agar sebuah software benar-benar User-Friendly dan siap digunakan. Yang bajak enak banget ya?
Oh ya, baru-baru ini, Business Software Alliance (BSA) telah melakukan riset mengenai negara-negara mana saja yang pembajakan software-nya ga bisa ditolelir lagi. Negara apa yang menduduki posisi pertama? Anda penasaran? Berikut ini daftar negara dengan tingkat pembajakan software paling tinggi versi riset BSA:
- Georgia 93%
- Zimbabwe 91%
- Yaman 90%
- Banglades 90%
- Moldova 90%
- Armenia 89%
- Venezuela 88%
- Belarusia 88%
- Azerbaijan 88%
- Libya 88%
Wuidiihh.. ngeri ya. Studi pembajakan software global ini adalah studi yang dilakukan oleh BSA bersama IDC untuk ke delapan kalinya. Metodologi yang digunakan dalam studi ini menggabungkan 182 input data terpisah dari 116 negara dan wilayah di seluruh dunia.
Studi tahun ini juga mencakup hal baru yaitu survei opini publik pengguna PC terhadap sikap dan perilaku sosial yang terkait dengan pembajakan software, yang dilakukan oleh Ipsos Public Affairs.
Untunglah Indonesia tidak masuk list diatas. Hehe.. Tapi jangan tenang dulu kawan, karena ternyata untuk urusan pembajakan software, NKRI yang kita cintai ini, berada tepat dibawah Libya, yaitu jadi yang ke-11. Dan bukan tidak mungkin, bakalan menjadi top-ten